“Cukuplah seseorang dianggap pendusta ketika dia menceritakan (menyebarkan) setiap apa sahaja yang dia dengar” (HR Muslim).

Pada kajian Rabu malam yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sleman, para jamaah mendalami sebuah hadits yang sangat relevan di tengah perkembangan arus informasi saat ini. Rasulullah ﷺ memperingatkan umatnya tentang bahayanya menyebarkan setiap informasi tanpa memastikan kebenarannya. Beliau bersabda:> كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ Cukuplah seseorang dianggap pendusta ketika dia menceritakan (menyebarkan) setiap apa sahaja yang dia dengar(Mukaqaddimah Shahih Muslim.
Bab: Larangan Menyebarkan Setiap Apa Yang Ia Dengar).Hadits ini menjadi landasan utama dalam kajian, di mana pembicara menjelaskan pentingnya berhati-hati dalam menyampaikan informasi, terutama di era digital saat ini. Berikut beberapa poin penting yang dibahas dalam kajian tersebut:
1. Bahaya Menyebarkan Informasi Tanpa VerifikasiRasulullah ﷺ dengan tegas mengingatkan bahwa menyampaikan setiap informasi yang didengar tanpa menyaring kebenarannya dapat menjadikan seseorang dianggap sebagai pendusta. Pembahasan ini mengajak jamaah untuk merenungkan dampak negatif dari berita palsu atau hoaks yang bisa menyesatkan dan merusak keharmonisan sosial.
2. Tanggung Jawab Seorang Muslim dalam BerinformasiDalam Islam, menyampaikan kebenaran adalah sebuah amanah. Pembicara menekankan bahwa seorang muslim harus memiliki tanggung jawab dalam menyaring informasi sebelum disampaikan kepada orang lain. Hal ini penting untuk menjaga kejujuran, integritas, dan mencegah fitnah.
3. Konsekuensi Sosial dari Menyebarkan HoaksKajian ini juga membahas dampak sosial dari penyebaran berita palsu atau informasi yang tidak diverifikasi. Penyebaran informasi yang salah dapat memicu konflik, perpecahan, dan mencemarkan nama baik seseorang. Karenanya, Islam sangat menganjurkan sikap kehati-hatian dalam berbicara dan menyebarkan berita.
4. Langkah-langkah untuk Menghindari Penyebaran Informasi SalahPembicara memberikan beberapa langkah yang dapat diambil oleh setiap muslim untuk menghindari menjadi bagian dari penyebaran informasi palsu, di antaranya:Selalu memeriksa sumber informasi sebelum menyebarkannya.Mengedepankan adab dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.Memahami pentingnya berbicara yang baik atau memilih diam ketika tidak yakin akan kebenaran sebuah informasi.
5. Relevansi Hadits dengan Kehidupan di Era DigitalDi era media sosial dan teknologi informasi yang sangat cepat ini, kajian menekankan perlunya meneladani ajaran Rasulullah ﷺ agar tidak asal membagikan informasi. Verifikasi dan kehati-hatian menjadi kunci utama dalam menjaga kebenaran dan mencegah fitnah yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain.—
Kajian Rabu Malam Muhammadiyah Sleman ini berkomitmen untuk terus menghadirkan pembahasan-pembahasan yang relevan dengan kehidupan modern, berlandaskan nilai-nilai Islam. Hadits yang dibahas kali ini mengingatkan kita semua untuk lebih bijak dan berhati-hati dalam berbicara serta menyebarkan informasi. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih amanah dan bertanggung jawab dalam menyampaikan berita.