Kebahagiaan hakiki bagi seorang Muslim bukan hanya tentang harta dan kedudukan duniawi, melainkan tentang keberkahan yang Allah anugerahkan dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW mengilustrasikan bahwa dunia ini penuh dengan kenikmatan, namun kesenangan yang paling abadi adalah hal-hal yang disyariatkan-Nya. Dari berbagai hadits, ternyata ada empat sumber kebahagiaan duniawi yang istimewa: istri yang shalihah, anak yang shaleh, teman yang baik, dan rezeki halal di negeri sendiri. Keempatnya saling terkait dalam menumbuhkan rasa tenang dan syukur kepada Allah.
Istri yang Shalihah
Ketika seorang suami pulang ke rumahnya, istri yang shalihah hadir sebagai sumber ketenangan dan dukungan. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dunia adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan (di dunia) adalah istri yang shalihah”wiz.or.id. Istri shalihah bukan hanya perhiasan rupa, melainkan mitra hidup yang selalu mengingatkan kepada Allah. Sebagaimana hadits lain menyebutkan, di antara sumber kebahagiaan manusia adalah istri yang shalihahwiz.or.id. Artinya, kebahagiaan seorang suami tidak hanya ditakar dari kekayaan atau kedudukan, tetapi juga dari keberadaan istri yang taat beribadah, sabar, dan penyayang. Istri shalihah akan mendoakan suami, mendampingi di saat susah-senang, serta mendidik anak agar menjadi generasi Rabbani. Dengan karakternya yang menenteramkan hati dan memelihara kehormatan keluarga, istri shalihah menjadi anugerah terindah di dunia bagi seorang Muslim.
Anak yang Shaleh
Anak yang shaleh adalah kebahagiaan bagi orangtua baik di dunia maupun akhirat. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ketika seseorang meninggal dunia, amalannya terputus kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shalihrumaysho.com. Dengan demikian, anak yang shaleh yang selalu berbuat baik dan mendoakan orangtuanya merupakan harta kekal yang mendatangkan pahala untuk orangtua, bahkan setelah orangtua berpulang. Bayangkan betapa bahagianya seorang ibu atau ayah mendengar do’a dan amal kebaikan anaknya, baik ketika bersama maupun setelah tiada. Anak shaleh juga cermin didikan orangtua; keberadaannya menjadi amanah yang menjadikan keluarga selalu teringat Allah. Inilah mengapa memiliki anak yang shaleh merupakan “investasi” kebahagiaan dunia dan akhirat: setiap kebaikan yang dilakukan anaknya, setiap do’a yang dipanjatkan untuk kedua orangtua, akan terus mengalir pahala dan ketenteraman bagi orangtua.
Teman yang Baik
Persahabatan yang baik memberi warna tersendiri dalam hidup. Nabi SAW memberikan gambaran indah tentang kawan shaleh: “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi”jatim.nu.or.id. Teman yang shaleh ibarat penjual minyak wangi; dekat dengannya kita ikut tercium harumnya kebaikan, bahkan kadang ia menghadiahkan kita keharuman itu. Sikap dan akhlaknya yang mulia menular dalam pergaulan sehingga kita terdorong untuk lebih taat. Sebaliknya, teman yang kurang baik diibaratkan pandai besi yang bara apinya bisa membakar jiwa kita. Dengan berteman orang saleh, seorang Muslim akan merasa lebih bahagia: banyak tertawa bersama teman baik, saling mengingatkan dalam kebaikan, dan menjaga ukhuwah sesama muslim. Kawan saleh menjadi sumber motivasi dan dukungan, memperkuat keimanan dan ibadah kita. Dengan teman yang baik, kehidupan sehari-hari menjadi ringan dan penuh keberkahan.
Rezeki di Negeri Sendiri
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an bahwa sesungguhnya apa pun yang kita sembah selain Dia tidak mampu memberikan rezekiquran.nu.or.id. Artinya, sumber rezeki kita hanyalah dari Allah SWT. Oleh karena itu, mencari nafkah yang halal dengan tetap berada di negeri sendiri menjadi bentuk tawakal dan mensyukuri nikmat Allah. Bekerja dekat keluarga membuat rumah tangga harmonis, mengurangi rasa rindu dan kesepian, serta memudahkan kita berbagi kebaikan di lingkungan sendiri. Sementara itu, melarat di rantau jauh sering membawa tantangan berat bagi keluarga. Dalam QS. Al-Ankabut:17 Allah mengingatkan agar kita “mintalah rezeki dari sisi Allah”quran.nu.or.id dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang ada. Dengan mencari rezeki di tanah air —di mana kita dekat dengan orang tua, istri, dan anak-anak— kita meraih dua kemaslahatan: kebahagiaan keluarga dan keberkahan rezeki dari Allah. Inilah contoh betapa kebahagiaan dunia dan akhirat dapat selaras ketika kita menjaga keluarga sambil terus berikhtiar yang halal dalam mencari rezeki.
Kesimpulan
Keempat nikmat ini – istri shalihah, anak shaleh, teman baik, dan rezeki halal di negeri sendiri – adalah karunia istimewa dari Allah yang membuat seorang Muslim merasa bahagia dan dicintai-Nya. Rasulullah SAW telah menegaskan betapa besarnya nilai kebahagiaan tersebut melalui sabda-sabda dan petunjuknya. Dengan memiliki keempat hal ini, seorang hamba akan lebih mudah mensyukuri nikmat dunia sembari tetap fokus meraih ridho Allah. Marilah kita berusaha meraih dan merawat keempat sumber kebahagiaan ini sesuai sunnah Nabi ﷺ, agar hidup kita selalu dipenuhi rahmat dan kebahagiaan, baik di dunia maupun kelak di akhirat.
Sumber: Berbagai riwayat hadits dan ayat Al-Qur’an sebagai pedoman hidup Muslim wiz.or.id rumaysho.com