Ustadz Luthfi menjelaskan bahwa cahaya Allah dalam QS An-Nuur tidak hanya bermakna fisik, namun juga sebagai simbol petunjuk dan ilmu bagi seluruh makhluk. “Ilmu adalah bagian dari cahaya Allah. Namun cahaya ini tidak akan masuk ke dalam hati yang dipenuhi kemaksiatan,” tegasnya di hadapan jamaah.
Beliau menekankan pentingnya membaca Al-Qur’an secara rutin, karena dari kebiasaan itu akan lahir berbagai keberkahan. “Setiap orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an akan mendapatkan tiga keutamaan: ketenangan jiwa, limpahan rahmat dari Allah, dan naungan para malaikat,” terang Ustadz Luthfi.

Selain itu, ia juga mengajak jamaah untuk memperbanyak amal jariyah, seperti sedekah, menyebarkan ilmu yang bermanfaat, dan membina anak-anak yang shaleh. “Termasuk mendidik anak yatim atau anak asuh yang kita bantu adalah bentuk dari amal jariyah. Pahala itu akan terus mengalir, bahkan setelah kita meninggal dunia,” jelasnya.
Kajian juga menyoroti sifat Maha Adil Allah SWT. Ustadz Luthfi mengutip beberapa contoh nyata dalam sejarah Islam: dari penciptaan surga dan neraka, kisah kesabaran Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, hingga diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Tak lupa, beliau mengutip QS An-Nuur ayat 52 dan 54 yang menegaskan bahwa kemenangan sejati hanya dimiliki oleh mereka yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa. Ia mengingatkan bahwa Rasulullah SAW telah meninggalkan dua pusaka utama: Kitabullah dan Sunnah Rasul, sebagai pedoman hidup umat Islam hingga akhir zaman.“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Maka jangan pernah berhenti untuk terus belajar,” pesannya seraya mengingatkan bahwa tanda keimanan bukan hanya pada ucapan, melainkan juga pada amal, seperti mendirikan shalat dan menunaikan zakat.