Lompat ke konten
Beranda » Berita » Mutiara Ismuba – Golongan yang Zalim pada Diri Sendiri

Mutiara Ismuba – Golongan yang Zalim pada Diri Sendiri

“Kelompok ini tidak mau atau enggan menjadikan Al Quran sebagai pedoman. Akibatnya hidup mereka gelap gulita, hingga akhirnya sikap orang-orang ini sadar atau tidak sadar telah menganiaya diri sendiri”

Kultum Pagi oleh Pak Arga Bagus, S.Pd
pada Jum’at, 27 Januari 2023

Mutiara Ismuba – Al Qur’an menyimpan banyak pelajaran bagi umat Islam di dunia. Salah satu pelajaran terdapat dalam surat Fatir ayat 32 menyebutkan kelompok yang zalim pada diri sendiri. Dalam ayat tersebut, golongan yang zalim pada diri sendiri disebut zalimul linafsih. Berikut bacaan lengkap Al Fatir ayat 32 dalam Arab dan latin.

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ



Artinya: “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.”

Golongan yang zalim pada diri sendiri atau zalimul linafsih pada akhirnya akan menerima akibatnya. Risiko ini dijelaskan dalam hadits berikut

أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: {ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ} قَالَ: “فَأَمَّا الظَّالِمُ لِنَفْسِهِ فَيُحْبَسُ حَتَّى يُصِيبَهُ الْهَمُّ وَالْحُزْنُ، ثُمَّ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ

Artinya: Dari Abu Darda RA yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW membaca firman-Nya: “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Adapun orang yang menganiaya dirinya sendiri, maka ia ditahan sehingga mengalami kesusahan dan kesedihan, kemudian dimasukkan ke dalam surga.” (Tafsir Ibnu Katsir).

Dikutip dari www.detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *