Lompat ke konten
Beranda » Berita » Enumerasi Masjid Muhammadiyah

Enumerasi Masjid Muhammadiyah

ISMUBA CORNER, YOGYAKARTA — Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menekankan pentingnya pendataan masjid sebagai langkah strategis memperkuat fungsi masjid dalam dakwah dan pemberdayaan umat. Hal ini disampaikan oleh Wakil Bendahara Majelis Tabligh, Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I., dalam pembukaan Seminar Enumerasi Masjid Muhammadiyah bertajuk “Meningkatkan Data Jaringan untuk Pemberdayaan Umat” di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Sabtu, 14 Juni 2025.

Menurut Arif Rifan, tema seminar ini bukan sekadar persoalan administrasi, melainkan upaya merumuskan strategi dakwah berbasis masjid secara kokoh dan tepat sasaran. Ia menegaskan, tanpa data yang akurat dan terintegrasi, potensi masjid Muhammadiyah akan sulit dimaksimalkan.

Ia mengaitkan urgensi ini dengan tren global, merujuk pada konferensi internasional bertema masjid di Arab Saudi tahun 2021, yang menyebutkan bahwa jumlah masjid di dunia mencapai 3,5 juta unit, dengan Indonesia berada di urutan teratas. Di Indonesia sendiri, data Kementerian Agama tahun 2004 mencatat 663.729 masjid, sementara Dewan Masjid Indonesia memperkirakan jumlahnya kini lebih dari 800.000 unit.

Terkait masjid Muhammadiyah, data dari DAPM mencatat sekitar 12.000 unit, namun sistem SITAMA hanya memuat sekitar 2.000 masjid. Arif menyebut kesenjangan ini harus segera diatasi agar strategi dakwah bisa dirancang lebih akurat.

Ia juga mengingatkan bahwa sejak zaman Rasulullah ﷺ, masjid memiliki peran sentral dalam kehidupan umat, mulai dari ibadah, pendidikan, hingga pusat kegiatan sosial dan pertahanan. Bahkan, kekuatan umat di masa Nabi tak lepas dari pengelolaan masjid yang terarah.

Masjid, kata Arif, adalah pilar peradaban, sebagaimana dijelaskan dalam Surah At-Taubah ayat 108 dan Surah Al-A‘rāf ayat 96. Namun demikian, kekuatan masjid bukan terletak pada jumlahnya semata, melainkan sejauh mana ia mampu hidup dan menghidupkan umat.

Dalam kesempatan yang sama, Mukhlis Rahmanto, Lc., M.A., Ph.D., dari Direktorat Al-Islam dan Kemuhammadiyahan UMY juga menyatakan dukungannya. Ia menilai penting adanya sistem informasi masjid yang valid untuk mendukung pengelolaan dan pengembangan masjid Muhammadiyah secara sistematis.

Tanpa data yang solid, strategi pemberdayaan akan sulit diwujudkan. Muhammadiyah, menurutnya, perlu mengambil peran sentral dalam menggerakkan masjid sebagai pusat transformasi sosial dan dakwah. Mukhlis juga mengapresiasi sinergi antara Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dengan kalangan kampus dan berharap langkah ini menjadi awal pembenahan besar masjid Muhammadiyah di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *